Kategori
curhat

Apa Passionmu?

unsplash.com

. Mempertanyakan kembali

Ini adalah kali kedua saya mempertanyakan passion.

Yap, di kali pertama, saya mempertanyakannya beberapa tahun yang lalu, saat saya memutuskan untuk resign dari pekerjaan yang penuh aktivitas fisik, seperti menjadi penjaga toko busana dan penjaga gerai ayam goreng.

Apa alasannya? Karena saya merasa sering setengah-setengah dalam melakukannya, sekedarnya, dan seolah tidak memiliki gairah saat melaksanakannya. Intinya, saya tidak mencintai pekerjaan saya.

Saya pikir, ini tidak akan berjalan baik. Bekerja seperti robot, hanya gerakan tanpa perasaan. Akhirnya, saya pun memilih meninggalkan pekerjaan saya dan mulai merangkai kata, membuat cerita, artikel dan opini versi amatir, sambil terus belajar ilmu literasi.

Ya, akhirnya saya memilih untuk terjun ke dunia tulis-menulis, dengan skill seadanya. Saya menulis beberapa cerpen, puisi, fiksi mini dan cerbung amatir, hingga saat ini, tetapi sekarang saya lebih fokus pada cerbung.

Tetapi, lagi dan lagi, saya merasa lelah dan ingin berhenti dari dunia tulis-menulis yang sudah berjalan hampir tiga tahun ini. Saya merasa jenuh, terkadang bosan dan ingin pergi. Dan mulai mempertanyakan lagi, apakah ini benar-benar passion saya?

. Passion, antara kecintaan dan kebutuhan

Kamu tahu, tidak sedikit orang di dunia ini yang tidak tahu passion-nya. Ya, banyak orang di dunia ini, yang tidak mengikuti passion-nya alias sesuatu yang menggairahkan yang paling mereka suka, sesuatu yang benar-benar mereka cintai.

Entah itu karena tidak tahu, tidak peduli atau enggan untuk mengetahui apalagi mengejarnya. Bahkan, orang yang tidak tahu passion itu banyak lho!

Saya ingat, ketika saya membuat artikel amatir tentang passion, banyak di antara pembaca yang mengaku bahwa mereka bahkan tidak tahu apa itu passion!

Mereka tidak tahu definisi passion, cara mencarinya juga mengembangkannya.

Memang, mencari passion itu tidak mudah, sama seperti mengejarnya.

Bagaimana ya menjelaskannya?

Oke, saya akan bilang bahwa mencari passion itu, sebelas dua belas seperti mengejar cita-cita, gampang-gampang susah.

Ada beberapa alasan kenapa orang tidak hidup berdampingan dengan passionnya, menurut saya, karena :

-malas mencari

Karena mencari passion itu tidak mudah, banyak orang yang enggan mencarinya, mengoreknya apalagi mengembangkan. Apalagi, bagi orang yang hidupnya, sudah mapan, cukup dan cenderung malas. Buat apa capek-capek nyari passion kalau gaji sudah puluhan juta perbulan di kantor? Mending bobo!

-tidak tahu

Sudah saya katakan bahwa di dunia ini tidak sedikit orang yang tidak tahu apa itu passionnya. Mereka menerka-nerka dalam pekerjaan dan aktivitas yang cepat membosankan, tidak tahu apa sebenarnya kemauan diri. Terjebak dalam rutinitas yang mereka sendiri benci dan tidak maksimal dalam mengerjakannya.

-kendala terkait kebutuhan

Mengembangkan passion itu, bukan berarti tak perlu pengorbanan lho. Butuh pula kesabaran dan yang lainnya. Terkadang, ada kendala yang harus dihadapi dengan perjuangan. Misalnya, saat kita sedang bekerja sebagai manager di perusahaan besar, yang sudah pasti honornya jelas dan besar, tetiba ingin mengejar passion di bidang musik yang belum jelas bagaimana masa depan karirnya dan belum jelas penghasilan yang diperoleh, sementara semua manusia itu tentu membutuhkan uang sebagai pendukung kelangsungan hidup.

Nah, di sini lah pilihan sulit harus dihadapi. Bahkan bisa jadi, orang-orang terdekatmu menentang keputusan tersebut.

So, sekali lagi, tidak sedikit orang yang hidup tanpa passionnya. Mereka hanya terjebak pada circle membosankan yang sama, terus menerus. Kecuali jika kita berusaha mencintai pekerjaan atau hal yang kita lakoni, itu juga akan jauh lebih baik.

Tetapi memang, ketika kita melakukan sesuatu yang sesuai dengan passion, pasti rasanya akan berbeda.

Ah, akhirnya, saya masih bingung dengan passion saya. Ingin berhenti menulis, namun berat juga.

Jadi, apakah kamu punya passion?